A. PEMASARAN SOSIAL
Pemasaran
sosial adalah suatu kompleks yang terdiri dari desain, implementasi dan
pengawasan suatu program yang ditujukan untuk meningkatkan penerimaan gagasan
(ide) soaial atau perilaku pada suatu kelompok sasaran. Pemasaran sosial
menjual produk dan perilaku yang sesuai dengan minat masyarakat. Pemasaran
Sosial berorientasi pada konsumen, bukan pada produk konsumen yang dijadikan
alat ukur keberhasilan program pemasaran sosial.
Social marketing menawarkan sebuah
solusi dengan mempengaruhi perilaku, tak hanya warga negara secara individu,
namun juga kelompok masyarakat yang berpengaruh dan pembuat kebijakan. Para
pelaku pemasaran sosial, bisa menyasar pada media, organisasiorganisasi dan
penyusun kebijakan dan peraturan.
Social marketing sebagaimana
pemasaran secara generik bukanlah teori yang berdiri sendiri. Pemasaran sosial
merupakan sebuah kerangka atau struktur kerja yang tersusun atas berbagai
pengetahuan lain seperti teori ilmu-ilmu psikologi, sosiologi, antropologi dan
komunikasi dalam rangka memahami cara mempengaruhi perilaku masyarakat.
Sebagaimana juga dasar marketing bisnis, pemasaran sosial didasarkan pada
proses perencanaan logis yang melibatkan riset yang berorientasi pada konsumen,
analisis pemasaran, segmentasi pemasaran, menentukan sasaran dan identifikasi
strategi dan taktik pemasaran.
Pemasaran sosial dipengaruhi oleh perilaku
interaktif yang terus berubah, dalam iklim ekonomi, sosial dan politik yang
kompleks. Apabila pemasaran bisnis menyasar tujuan utama untuk mempertemukan
target para pemegang saham. Maka, social marketing menargetkan keinginan
masyarakat untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas hidup mereka. Perjalanan
berkembangnya social marketing sendiri pada dasarnya terjadi paralel
dengan perkembangan bidang pemasaran komersil. Selama akhir tahun 50-an dan
awal 60-an, para ahli dan pendidik pemasaran telah membahas potensi dan keterbatasan
praktik pemasaran sosial pada bidang yang baru seperti politik dan sosial.
Sebagai contoh, Wiebe (seorang ahli pemasaran) pernah mempertanyakan, apakah
“Rasa persaudaraan dapat “dijual” seperti memasarkan sabun?”.
B. PERBEDAAN MARKETING SOSIAL DAN KOMERSIL
Pemasaran
sosial pada dasarnya tidak berbeda dengan pemasaran komersial, pemasaran sosial
menggunakan teknik analisis yang sama (riset pasar, pengembangan produk,
penentuan harga, keterjangkauan, periklanan dan promosi). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pemasaran sosial adalah penerapan konsep dan teknik pemasaran
untuk mendapatkan manfaat sosial. Tentu saja ada sedikit perbedaan antara
pemasaran komersial dengan pemasaran sosial.
Perbedaan
antara pemasaran komersial dan pemasaran sosial menurut Depkes (1997) antara
lain adalah: 1) penggunaan produk sosial biasanya lebih rumit dari pada produk
komersial, misal penggunaan oralit tidak semudah minum coca-cola, 2) produk
sosial sering kali kontroversial, 3) keuntungan produk sosial tidak cepat
dirasakan, 4) saluran distribusi untuk produk-produk sosial lebih sulit
dikontrol karena biasanya menyangkut banyak pihak, 5) konsumen pada umumnya
tidak mampu, rawan terhadap penyakit dan berpendidikan rendah
Pemasaran
sosial dalam program-program kesehatan internasional berperan dalam penjualan
komoditi dan gagasan atau prilaku. Pada kenyataannya pemasaran sosial hampir
selalu dimulai dengan promosi tentang sikap atau kepercayaan yang berkaitan
dengan kesehatan. Berdasarkan itu disampaikan anjuran tentang produk atau
pelayanan baru, dan diberikan petunjuk tentang cara penggunaan yang efektif.
Produk-produk
yang secara sosial bermanfaat (seperti kondom, pil kontrasepsi, tablet Fe dan oralit)
dan sering disubsidi, proses penjualan ternyata sangat rumit. Karena harus
meningkatkan motivasi konsumen, merangsang kegiatan perusahaan, agen dan
pengecer, meningkatkan potensi kemandirian program dimasa yang akan datang, dan
kesemuanya merupakan ukuran keberhasilan program. Teknik- teknik pemasaran
menjadi penting untuk “menjual” perilaku baru. Para konsumen harus melakukan
pertukaran yang rumit antara perilaku baru serta memerlukan waktu dan daya
untuk mendapatkan hasil yang hanya dapat dibuktikan dalam jangka waktu yang
panjang dan mungkin membuahkan akibat yang tidak menyenangkan dalam waktu
pendek.
Pemasaran
sosial pada dasarnya berorientasi pada konsumen. Konsumen atau pengguna bukan
hanya merupakan sasaran pokok, tapi juga sebagai pengukur apakah kegiatan yang
dilaksanakan cocok, diminati, dan berhasil. Konsumen secara sistematis dimintai
saran sepanjang proses pemasaran sosial, memberikan data untuk berbagai
keputusan pemasaran yang menentukan ( Depkes, 1997).
Kotler
(2005) mengemukakan bauran pemasaran adalah serangkaian variabel pemasaran
terkendali yang dipakai oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang
dikehendaki perusahaan dari pasar sasarannya, bauran pemasaran terdiri dari
segala hal yang bisa dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan atas
produknya dikenal sebagai “Empat P” product, price, place dan promotion.
Variabel
yang tercakup dalam product adalah mutu produk, rancangan, penyajian,
ukuran, pelayanan, garansi, pengembalian. Variabel yang tercakup kedalam harga
adalah harga dasar, potongan harga, jangka waktu pembayaran dan syarat
pembayaran, sedangkan dalam place atau saluran distribusi terdiri dari
cakupan, jenis, lokasi, inventaris dan transportasi. Dalam promotion dapat
di sebutkan penjualan, iklan, wiraniaga, hubungan masyarakat dan pemasaran
langsung.
DAFTAR
PUSTAKA
Jurnal dari Universitas Sumatera Utara.