2.1 Pengertian Actuating
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan
agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan
perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya
menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau dengan
kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dikehendaki secara efektif.
Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan. Actuating adalah Pelaksanaan
untuk bekerja. Untuk melaksanakan secara fisik kegiatan dari aktivitas tesebut,
makamanajer mengambil tindakan-tindakannya kearah itu. Seperti : Leadership (
pimpinan ), perintah, komunikasi dan conseling( nasehat). Actuating disebut
juga“ gerakan aksi “ mencakup kegiatan yang dilakukan seorang manager untuk
mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur-unsur perencanaan
dan pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai.
Dengan kata lain actuating adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan berpedoman pada perencanaan (planing) dan usaha perorganisasian.
Dengan kata lain actuating adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan berpedoman pada perencanaan (planing) dan usaha perorganisasian.
Actuating
menurut para ahli
v Terry
Actuating
berarti merangsang anggota kelompok melaksanakan tugas dengan antusias dan
kemampuan yang baik. Tugas menggerakan dilakukan oleh seorang pemimpin.
v Keith Davis
Merupakan kemampuan membujuk orang-orang melakukan tugas –tugas yang telah
ditetapkan dengan penuh semangat.
Pemimpin yang efektif cenderung
mempunyai hubungan dengan bawahan yang sifatnya mendukung (suportif) dan
meningkatkan rasa percaya diri menggunakan kelompok membuat keputusan.
Keefektifan kepemimpinan menunjukkan pencapaian tugas pada rata-rata kemajuan, keputusan
kerja, moral kerja, dan kontribusi wujud kerja. Prinsip utama dalam penggerakan
adalah bahwa perilaku dapat diatur, dibentuk, atau diubah dengan sistem imbalan
yang positif yang dikendalikan dengan cermat.
Setelah
perencanaan dan pengorganisasian selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya
yang perlu ditempuh dalam manajemen adalah mewujudkan rencana tersebut dengan
mempergunakan organisasi yang terbentuk. Langkah tersebut adalah actuating yang
secara harfiah diartikan sebagai memberi bimbingan namun istilah tersebut lebih
condong diartikan penggerak atau pelaksanaan.
2.2 Tujuan pergerakan (actuating)
Tujuan
fungsi aktuating ( penggerakan ) adalah :
- Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
- Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf
- Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
- Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf
- Membuat organisasi berkembang lebih dinamis
2.3 Fungsi penggerakan
Secara
praktis fungsi actuating ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerjasama
diantara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai
secara efektif dan efisien. Fungsi actuating tidak terlepas dari fungsi
manajemen melalui bagan dibawah ini :
Ø
Penentuan masalah
Ø
Penetapan tujuan
Ø
Penetapan tugas dan sumber
daya penunjang
Ø
Menggerakkan dan
mengarahkan
Ø
Memiliki keberhasilan SDM
Fungsi
aktuasi haruslah dimulai dari diri manager dengan menunjukkan kepada staf bahwa
dia memiliki tekat untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungannya. Ia
harus memiliki kemampuan kerjasama, harus bersikap obyektif.
fungsi penggerakan yaitu:
1.
Koordinasi kegiatan
Untuk setiap kegiatan yang akan diterapkan sesuai rencana, manajemen
harus memastikan bahwa semua kegiatan sebelumnya telah dilaksanakan tepat pada
waktunya. Untuk mengkoordinasi pekerjaan tim kesehatan, pekerja kesehatan yang
bertugas harus :
- Mengkoordinasikan fungsi para aggota tim kesehatan
- Mengkoordinasikan kegiatan
- Menyampaikan keputusan
- Penempatan orang dalam jumlah, waktu dan tempat yang tepat meliputi mengorganisasikan, mengarahkan dan mengawasi
- Mobilisassi dan alokasi sumber daya fisik dan dana yang diperlukn meliputi :
- Pemantauan dan pengawasan
- Logistik ( perolehan, penyaluran, penyimpanan, pengiriman, penyebaran dan pengembalian barang )
- Akuntasi
- Organisasi
- Keputusan yang berkenaan dengan informasi yang diperlukan Berkaitan dengan pembuatan keputusan secara umum dan khusus dengan koordinasi kegiatan, manajemen tenaga kerja dan sumber daya selama penerapan.
Fungsi dari Pelaksanaan
(actuating) adalah sebagai berikut:
1. Mengimplementasikan proses
kepemimpinan,pembimbingan, dan pemberian
motivasi kepada tenagakerja agar dapat bekerja secara efektif dan
efisien dalampencapaian tujuan
2. Memberikan tugas dan penjelasan rutin
mengenai pekerjaan
3. Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
4. Proses implementasi program agar dapat dijalankan
oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak
tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran danp roduktifitas
yang tinggi.
2.4 Faktor-faktor
yang diperlukan dalam penggerakan
Faktor-faktor yang diperlukan dalam
penggerakan diantaranya :
(1). Kepemimpinan
(Leadership)
Kepemimpinan adalah kegiatan untuk
mempengaruhi orang-orang agar berusaha dengan ikhlas untuk mencapai tujuan
bersama. Seorang manajer yang tidak memiliki kepemimpinan tidak akan mampu
untuk mempengaruhi bawahannya untuk bekerja, sehingga manajer yang demikian
akan gagal dalam usahanya. Sifat-sifat kepemimpinan menurut Harold koontz,
diantaranya sebagai berikut :
(a). Memiliki kecerdasan
orang-orang yang dipimpin
(b). Mempunyai perhatian terhadap
kepentingan yang menyeluruh
(c). Memiliki kelancaran dalam
berbicara
(d). Matang dalam berpikir dan emosi
(e). Memiliki dorongan yang kuat
dari dalam untuk memimpin
(f). Memahami/menghayati kepentingan
kerja sama.
(2). Sikap dan Moril (Attitude
and Morale)
Sikap ialah
suatu cara memandang hidup, suatu cara berpikir, berperasaan dan bertindak.
Oleh karena itu sikap manajer akan berbeda-beda sesuai dengan pola hidupnya.
Beberpa sikap manajer diantaranya yaitu :
(a). Sikap feudal (feudal attitude)
Manajer yang
mempunyai sikap cara berpikir, berperasaan dan bertindak sesuai dengan
pola-pola kehidupan feodalisme, yaitu suka terikat oleh aturan-aturan tertentu
yang telah teradat dan selalu ingin penghormatan yang serba lebih. Dengan
demikian dalam masyarakat feudal dimana sikap anggota masyarakat sesuai dengan
pola hidup feodalisme akan sukar lahir kepemimpinan demokratis dariad para
manajer, mengingat manajer tersebut hidup dari masyarakat feudal.
(b). Sikap Kediktatoran (Dictatorial
attitude).
Manajer yang
bersikap kediktatoran akan berpikir berperasaan dan bertindak sebagai dictator
yang mempunyai kekuasaan mutlak, sehingga bawahan, pekerja akan menjadi sasaran
daripada kekuasaannya.
(3). Tata hubungan
(Communication)
Komunikasi
membantu perencanaan managerial dilaksanakan dengan efektif, pengorganisasian
managerial dilakukan dengan effektif, penggerakan managerial diikuti dengan
efektif dan pengawasan diterapkan dengan efektif. Dalam melakukan komunikasi
dalam manajemen ada beberapa macam diantaranya :
(a). Komunikasi intern
yaitu
komunikasi yang dilakukan dalam organisasi itu sendiri baik antara atasan
dengan atasan atau bawahan dengan bawahan atau antara atasan dengan bawahan
atau sebaliknya.
(b). Komunikasi Ekstern
yaitu komunikasi yang dilakukan
keluar organisasi.
(c). Komunikasi Horizontal
yaitu
komunikasi yang dilakukan baik intern maupun ekstern antar jabatan yang sama.
(d). Komunikasi Vertikal
yaitu komunikasi yang dilakukan
dalam intern organisasi antara atasan dan bawahan atau sebaliknya dalam suasana
formil.
(4). Perangsang
(Incentive) ;
insentif ialah sesuatu yang
menyebabkan atau menimbulkan seseorang bertindak.
(5). Supervisi (Supervision)
Supervisi dalam bahasa Indonesia
disebut juga dengan pengawasan, sehingga suka timbul kekacauan pengertian
dengan kata pengawasan sebagai terjemah dari kata control. Menurut Terry
Supervsi ialah kegiatan pengurusan dalam tingkatan organisasi dimana anggota
manajemen dan bukan anggota manajemen saling berhubungan secara langsung.
Dengan demkian tugas supervisor cukup berat karena ia harus dapat menemukan
kesalahan-kesalahan dan memperbaikinya, serta memberi petunjuk untuk
menyelesaikan sesuatu pekerjaan dan memberi nasehat-nasehat kepada pegawai yang
mengalami kesulitan.
(6). Disiplin (Discipline)
Disiplin
ialah latihan pikiran, perasaan, kehendak dan watak untuk melahirkan ketaatan
dan tingkah laku yang teratur. Jenis disiplin ada dua :
(1) Self
Imposed discipline (disiplin yang timbul dengan sendirinya).
(2) Command
Discipline (Disiplin berdasarkan perintah).
2.5
Prinsip-Prinsip Penggerakan
Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating antara lain:
1. Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
2. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
3. Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
4. Menghargai hasil yang baik dan sempurna
5. Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
6. Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
7. Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating antara lain:
1. Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
2. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
3. Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
4. Menghargai hasil yang baik dan sempurna
5. Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
6. Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
7. Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
Sedangkan menurut Haris (2011) penggerakan yang dilakukan
oleh pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu:
a. Prinsip mengarah pada tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan anggota terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri sendiri,artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari factor-faktor lain, seperti perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan anggota.
b. Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan.
a. Prinsip mengarah pada tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan anggota terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri sendiri,artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari factor-faktor lain, seperti perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan anggota.
b. Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan.
Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing
individu. Motivasi yang baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi
kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila
mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya
untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil maksimal.
2.6 Tahap-Tahap Penggerakan
c. Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil maksimal.
2.6 Tahap-Tahap Penggerakan
Tindakan penggerakan dibagi dalam tiga tahap, yaitu:
Memberikan semangat, motivasi, inspirasi atau dorongan sehingga timbul kesadaran dan kemauan para petugas untuk bekerja dengan baik. Tindakan ini juga disebut motivating.
Memberikan semangat, motivasi, inspirasi atau dorongan sehingga timbul kesadaran dan kemauan para petugas untuk bekerja dengan baik. Tindakan ini juga disebut motivating.
Pemberian bimbingan melalui contoh-contoh tindakan atau
teladan. Tindakan ini juga disebut koding yang meliputi beberapa tindakan,
seperti: pengambilan keputusan, mengadakan komunikasi antara pimpinan dan staf,
memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompok dan memperbaiki sikap, pengetahuan
maupun ketrampilan staf.
Pengarahan (directing atau commanding) yang dilakukan dengan memberikan petunjuk-petunjuk yang benar, jelas dan tegas. Segala saran-saran atau instruksi kepada staf dalam pelaksanaan tugas harus diberikan dengan jelas agar terlaksana dengan baik terarah kepada tujuan yang telah ditetapkan.
Pengarahan (directing atau commanding) yang dilakukan dengan memberikan petunjuk-petunjuk yang benar, jelas dan tegas. Segala saran-saran atau instruksi kepada staf dalam pelaksanaan tugas harus diberikan dengan jelas agar terlaksana dengan baik terarah kepada tujuan yang telah ditetapkan.
2.7 Teknik-Teknik Penggerakan yang Efektif
Menurut Azwar (1996) teknik-teknik penggerrakan yang
efektif antara lain:
Ø
Memberikan penjelasan kepada setiap
orang yang ada dalam organisasi, mengenai tujuan yang harus dicapai.
Ø
Setiap orang harus menyadari, memahami serta
menerima dengan baik tujuan tersebut.
Ø
Pimpinan menjelaskan
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ditempuh oleh organisasi dalam usaha
pencapaian tujuan.
Ø
Setiap orang harus mengerti struktur
organisasi.
Ø
Setiap orang harus menjalankan peranan
apa yang diharapkan oleh pimpinan organisasi dengan baik.
Ø
Menekankan pentingnya kerjasama dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan.
Ø
Memperlakukan setiap bawahan sebagai manusia
dengan penuh pengertian.
Ø
Memberikan penghargaan serta pujian
kepada pegawai yang cakap dan teguran serta bimbingan kepada orang-orang yang
kurang mempu bekerja.
Ø
Meyakinkan setiap orang bahwa dengan
bekerja baik dalam organisasi tujuan pribadi orang-orang tersebut akan tercapai
semaksimal mungkin.
2.8
Fungsi
actuating di Rumah Sakit
RS adalah sebuah organisasi yang
sangat kompleks. Manajemennya hampir sama dengan manajemen sebuah hotel. Yang
membedakan hanya pengunjungnya. Pengunjung RS adalah orang yang sedang sakit
dan keluarganya. Mereka pada umumnya mempunyai beban sosial-psikologi akibat
penyakit yang diderita oleh salah seorang dari anggota keluarganya.
Kompleksitas fungsi actuating di sebuah RS
dipengaruhi oleh dua aspek yaitu:
- Sifat pelayanan kesehatan yang ientasi kepada konsumen penerima jasa pelayanan (customer service). Hasil perawatan pasien sebagai customer RS ada tiga kemungkinan yaitu sembug sempurna, cacat (squalae), atau mati. Apapun kemungkinan hasilnya, kualitas pelayananharus diarahkan untuk kepuasan pasien (customer satisfaction) dan keluarganya.
- Pelaksanaan fungsi actuating cukup kompleks karena tenaga yang bekerja di RS terdiri dari berbagai jenis profesi.
Kompleksitas ketenagaan dan jenis
profesi yang dimiliki oleh RS, menuntut dikembangkannya kepemimpinan
partisipatif. Model kepemimpinan manajerial seperti ini akan menjadi salah satu
faktor yang ikut menentukan mutu pelayanan RS (quality of services)
karena pelayanan kesehatan di RS hampir semuanya saling terkait satu sama lain.
Atas dasar ini, pelayanan di RS harus mengembangkan sistem jaringan kerja
internal (networking) yang solid dan menunjang satu sama lain.
Sehubungan dengan kompleksitas
sistem ketenagaan dan misi yang harus diemban oleh RS, penerapan fungsi actuating
di RS akan sangat tergantung dari empat faktor. Faktor pertama adalah
kepemimpinan direktur RS; kedua adalah koordinasi yang dikembangkan oleh
masing-masing Wakil Direktur dengan kepala SMF dan kepala instalasinya; ketiga
adalah komitmen dan profesionalisme tenaga medis dan non medis di RS (dokter,
perawat, dan tenaga penunjang lainnya), dan keempat adalah pemahaman pengguna
jasa pelayanan RS (pasien dan keluarganya) akan jenis pelayanan kesehatan yang
tersedia di RS.
Peranan dokter spesialis sangat besar
pengaruhnya di dalam penerapan fungsi actuating ini. Sifat otonomi
profesi di tiap-tiap SMF harus diiatur agar tidak menjadi penghambat penerapan
fungsi actuating di RS. Untuk itu, mereka harus memahami benar visi dan
misi RS yang ingin dikembangkan oleh pihak manajemen (direktur) RS. Oleh karena
itu, fungsi RS harus dilihat dalam konteks kesatuan kerja dari sebuah tatanan
sistem yang terpadu. Pelayanan kesehatan dimasing-masing SMF adalah
subsistemnya.
Di pihak lain, intensitas dan
frekuensi komunikasi abtara pihak pimpinan RS dan semua staf profesional harus
berlangsung dinamis. Kepemimpinan, komunikasi, koordinasi merupakan faktor
penting didalam pengembangan fungsi actuating. Ketiganya akan memudahkan
penjabaran visi dan misi serta strategi pimpinan RS menembangkan mutu pelayanan
kesehatan di masing-masing SMF.Di sisi lain, dibutuhkan juga peningkatan
keterampilan manajerial di pihak pimpinan RS sehingga lebih mampu
mengintregasikan masing-masing tugas SMF ke dalam satu kesatuan gerak (networking)
yang harmonis dan saling menunjang peningkatan mutu pelayanan RS demi kepuasan
pelanggannya. Jika pendekatan ini kurang dipahami oleh pihak manajemen RS dan
pimpinan SMF, budaya kerja yang berorientasi kepada peningkatan mutu pelayanan
RS tidak akan berkembang. Meraka cenderung akan bertindak sendiri, arogansi
profesi dan dukungan sarana dan prasarana (input) pelayanan RS
(teknologi dan peralatan kedokteran, logistik, keuangan, dan sebagainya) kurang
mendapat perhatian. Untuk itu pengembangan budaya kerja staf di SMF harus
diarahkan untuk mendukung tercapainya visi dan misi RS. Meraka harus menyadari
akan peranannya sebagai staf RS yang diberikan tugas istimewa memberikan asuhan
pelayanan medik dan kesehatan kepada masyarakat (customer) yang
menggunakan jasa pelayanan RS.
2.8 Fungsi actuating di PUSKESMAS
Agar
perawatan kesehatan masyarakat dapat berjalan secara berhasil guna dan berdaya
guna, maka dilakukan lokakarya mini puskesmas pada tingkat puskesmas atau di
masyarakat yang mencakup :
- Menetapkan pembagian wilayah binaan
- Menetapkan penanggung jawab dan pelaksana kegiatan
- Menetapkan uraian tugas koordinator dan pelaksana puskesmas
- Koordinasi lintas program dan lintas sektoral dari instansi terkait
- Peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas puskesmas
- Menggerakkan partisipasi masyarakat/peran serta masyarakat dan pembinaan kader, daa wisma, dukun bayi,dll
- Menyediakan kesempatan konsultasi kepada koordinator, penanggung jawab daerah binaan atau pelaksana puskesmas
- Pimpinan puskesmas melaksanakan bimbingan teknis kegiatan puskesmas kepada koordinator dan penanggung jawab daerah binaan termasuk pelaksanaan puskesmas. Penerapan proses keperawatan dapat meminta bantuan tim penilaian atau kepada institusi pendidikan
- Pengembangan kegiatan - kegiatan inovatif sesuai kemampuan daerah/masyarakat.