Jumat, 21 Desember 2012

PERBEDAAN MARKETING SOSIAL DAN KOMERSIAL

A. PEMASARAN SOSIAL

Pemasaran sosial adalah suatu kompleks yang terdiri dari desain, implementasi dan pengawasan suatu program yang ditujukan untuk meningkatkan penerimaan gagasan (ide) soaial atau perilaku pada suatu kelompok sasaran. Pemasaran sosial menjual produk dan perilaku yang sesuai dengan minat masyarakat. Pemasaran Sosial berorientasi pada konsumen, bukan pada produk konsumen yang dijadikan alat ukur keberhasilan program pemasaran sosial.
Social marketing menawarkan sebuah solusi dengan mempengaruhi perilaku, tak hanya warga negara secara individu, namun juga kelompok masyarakat yang berpengaruh dan pembuat kebijakan. Para pelaku pemasaran sosial, bisa menyasar pada media, organisasiorganisasi dan penyusun kebijakan dan peraturan.
Social marketing sebagaimana pemasaran secara generik bukanlah teori yang berdiri sendiri. Pemasaran sosial merupakan sebuah kerangka atau struktur kerja yang tersusun atas berbagai pengetahuan lain seperti teori ilmu-ilmu psikologi, sosiologi, antropologi dan komunikasi dalam rangka memahami cara mempengaruhi perilaku masyarakat. Sebagaimana juga dasar marketing bisnis, pemasaran sosial didasarkan pada proses perencanaan logis yang melibatkan riset yang berorientasi pada konsumen, analisis pemasaran, segmentasi pemasaran, menentukan sasaran dan identifikasi strategi dan taktik pemasaran.
Pemasaran sosial dipengaruhi oleh perilaku interaktif yang terus berubah, dalam iklim ekonomi, sosial dan politik yang kompleks. Apabila pemasaran bisnis menyasar tujuan utama untuk mempertemukan target para pemegang saham. Maka, social marketing menargetkan keinginan masyarakat untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas hidup mereka. Perjalanan berkembangnya social marketing sendiri pada dasarnya terjadi paralel dengan perkembangan bidang pemasaran komersil. Selama akhir tahun 50-an dan awal 60-an, para ahli dan pendidik pemasaran telah membahas potensi dan keterbatasan praktik pemasaran sosial pada bidang yang baru seperti politik dan sosial. Sebagai contoh, Wiebe (seorang ahli pemasaran) pernah mempertanyakan, apakah “Rasa persaudaraan dapat “dijual” seperti memasarkan sabun?”.

B.  PERBEDAAN MARKETING SOSIAL DAN KOMERSIL

Pemasaran sosial pada dasarnya tidak berbeda dengan pemasaran komersial, pemasaran sosial menggunakan teknik analisis yang sama (riset pasar, pengembangan produk, penentuan harga, keterjangkauan, periklanan dan promosi). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemasaran sosial adalah penerapan konsep dan teknik pemasaran untuk mendapatkan manfaat sosial. Tentu saja ada sedikit perbedaan antara pemasaran komersial dengan pemasaran sosial.
Perbedaan antara pemasaran komersial dan pemasaran sosial menurut Depkes (1997) antara lain adalah: 1) penggunaan produk sosial biasanya lebih rumit dari pada produk komersial, misal penggunaan oralit tidak semudah minum coca-cola, 2) produk sosial sering kali kontroversial, 3) keuntungan produk sosial tidak cepat dirasakan, 4) saluran distribusi untuk produk-produk sosial lebih sulit dikontrol karena biasanya menyangkut banyak pihak, 5) konsumen pada umumnya tidak mampu, rawan terhadap penyakit dan berpendidikan rendah
Pemasaran sosial dalam program-program kesehatan internasional berperan dalam penjualan komoditi dan gagasan atau prilaku. Pada kenyataannya pemasaran sosial hampir selalu dimulai dengan promosi tentang sikap atau kepercayaan yang berkaitan dengan kesehatan. Berdasarkan itu disampaikan anjuran tentang produk atau pelayanan baru, dan diberikan petunjuk tentang cara penggunaan yang efektif.
Produk-produk yang secara sosial bermanfaat (seperti kondom, pil kontrasepsi, tablet Fe dan oralit) dan sering disubsidi, proses penjualan ternyata sangat rumit. Karena harus meningkatkan motivasi konsumen, merangsang kegiatan perusahaan, agen dan pengecer, meningkatkan potensi kemandirian program dimasa yang akan datang, dan kesemuanya merupakan ukuran keberhasilan program. Teknik- teknik pemasaran menjadi penting untuk “menjual” perilaku baru. Para konsumen harus melakukan pertukaran yang rumit antara perilaku baru serta memerlukan waktu dan daya untuk mendapatkan hasil yang hanya dapat dibuktikan dalam jangka waktu yang panjang dan mungkin membuahkan akibat yang tidak menyenangkan dalam waktu pendek.
Pemasaran sosial pada dasarnya berorientasi pada konsumen. Konsumen atau pengguna bukan hanya merupakan sasaran pokok, tapi juga sebagai pengukur apakah kegiatan yang dilaksanakan cocok, diminati, dan berhasil. Konsumen secara sistematis dimintai saran sepanjang proses pemasaran sosial, memberikan data untuk berbagai keputusan pemasaran yang menentukan ( Depkes, 1997).
Kotler (2005) mengemukakan bauran pemasaran adalah serangkaian variabel pemasaran terkendali yang dipakai oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang dikehendaki perusahaan dari pasar sasarannya, bauran pemasaran terdiri dari segala hal yang bisa dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan atas produknya dikenal sebagai “Empat P” product, price, place dan promotion.
Variabel yang tercakup dalam product adalah mutu produk, rancangan, penyajian, ukuran, pelayanan, garansi, pengembalian. Variabel yang tercakup kedalam harga adalah harga dasar, potongan harga, jangka waktu pembayaran dan syarat pembayaran, sedangkan dalam place atau saluran distribusi terdiri dari cakupan, jenis, lokasi, inventaris dan transportasi. Dalam promotion dapat di sebutkan penjualan, iklan, wiraniaga, hubungan masyarakat dan pemasaran langsung.


DAFTAR PUSTAKA

Jurnal dari Universitas Sumatera Utara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar